Kamis, 25 Agustus 2011

Budaya Maritim Suku Bugis di Sengkang


Indonesia merupakan negara maritim, terdiri atas beberapa pulau dan laut yang akan sumber daya. Beberapa wilayah bahkan menjadikan laut sebagai lahan utama sumber penghasilan mereka, sehingga sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai nelayan.
Sebagai bangsa yang memiliki adat istiadat, setiap nelayan memiliki budaya sebelum melaut. Salah satunya di Sulawesi Selatan, tepatnya di kota Sengkang, para nelayan memiliki ritual tersendiri sebelum pergi melaut.
Para nelayan yang akan melaut di Danau Tempe selalu melakukan ritual yang Maccera’ Tappareng, yang dapat diartikan sebagai pesta nelayan. Ritual ini dilakukan sekali dalam setahun. Para nelayan membuat sesajian yang terdiri dari kerbau, songkolo’—yang terdiri dari empat warna yaitu merah, kuning, hitam serta putih dan pisang yang disebut otti lereng berwarna hijau dalam yang disajikan di atas sebuah talam besar.
Sesajian tersebut dibawa ke hadapan Pacoa Tappareng—orang yang dituakan yang dianggap ahli dalam berlaut, kemudian dibacakan mantra-mantra oleh tetua tersebut. Acara ini diiringi dengan mappadendang, yaitu iringan musik dari ketukan kayu dan palung.
Setelah dibacakan mantra, sesajian ini akan dibuang ke laut, utamanya kepala kerbau tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberi suguhan pada buaya-buaya agar tidak mengganggu aktivitas para nelayan dan memudahkan nelayan untuk menjaring banyak ikan. Dalam masyarakat Bugis, hal ini dikenal sebagai tolak bala atau untuk menghindari bencana-bencana yang mungkin bisa saja menimpa para nelayan yang akan melaut. Ritual ini juga biasanya dirangkaikan dengan lomba balap perahu dayung.
Sesuai dengan kepercayaan para nelayan di Sengkang, mereka tidak boleh melaut tiga hari sebelum dan setelah acara maccera’ tappareng tersebut dilakukan.
Nelayan yang akan melaut akan melakukan aktivitas seperti pelaut pada umumnya, memastikan baik-buruknya cuaca, menyiapkan bekal makanan, peralatan penangkapan ikan serta memeriksa seluruh badan dan mesin perahunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar