Kamis, 25 Agustus 2011

Ekosistem


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap mahluk hidup memperoleh kebutuhan untuk hidup, tumbuh dan berkembang biak dari lingkungan. Tubuh, tingkah laku dan watak mahluk hidup juga dapat mengalami perubahan karena adanya pengaruh dari lingkungan.
Lingkungan tempat tinggal mahluk hidup dapat dipengaruhi oleh mahluk hidup yang tinggal di dalamnya. Lingkungan mahluk hidup dapat berubah karena adanya hasil pembuangan yang berupa kotoran, cairan, gas dan bangkai dari mahluk hidup. Semua itu menyebabkan perubahan komposisi kimia dan fisik lingkungan  yang dapat merusak atau membangun suatu lingkungan. Hubungan interaksi (timbal balik) antara mahluk hidup dan lingkungannya dipelajari dalam suatu cabang biologi yang dinamakan ekologi.
B.     Tujuan
    1. Pembaca dapat mengetahui pengertian ekosistem
    2. Pembaca dapat mengetahui keterkaitan  antara ekosistem dan ekologi
    3. Pembaca dapat mengetahui komponen ekosistem
    4. Pembaca dapat mengetahui interaksi antar mahluk hidup
C.     Rumusan Masalah
    1. Apa yang dimaksud ekosistem ?
    2. Apa sajakah komponen ekosistem ?
    3. Sebutkan macam-macam interaksi antar komponen ekosistem !

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik (interaksi) antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya disebut ekologi.
B.     Komponen Ekosistem
1.      Komponen Biotik
Komponen biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan.
Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
a.       Produsen
Semua tumbuhan berhijau daun (berklorofil) tergolong produsen. Semua autotrof yang menggunakan cahaya matahari atau energi kimia untuk menimbun makanan dari zat-zat organik tergolong produsen. Produsen meliputi tumbuhan bersel satu (contohnya ganggang), tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan bunga. .
b.      Konsumen
Manusia, hewan, dan tumbuhan yang tidak berklorofil (misalnya tali puteri) tidak mampu memproduksi bahan makanannya dari zat-zat anorganik. Zat-zat organik yang diperlukan berasal dari produsen atau hewan lain. Makhluk hidup yang tidak dapat menyusun makanannya sendiri disebut hidup secara heterotrof.
Menurut jenis makanannya, konsumen dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu :
·         Herbivor : pemakan tumbuhan
·         Karnivor : pemakan daging
·         Predator : pemangsa
Diantara konsumen terdapat beberapa tingkatan yaitu :
·         Konsumen I
      Yang termasuk golongan ini adalah hewan yang langsung memakan tumbuhan (herbivor). Contohnya : kambing, tikus, kelinci dan ulat.
·         Konsumen II
      Konsumen II merupakan hewan yang memakan konsumen I atau hewan pemakan daging (karnivor). Contohnya : burung pemakan ulat, kucing pemakan tikus dan katak pemakan serangga.
·         Konsumen III
      Yang termasuk konsumen III yaitu hewan pemakan konsumen II yang juga merupakan karnivor. Contohnya : ular pemakan katak.
c.       Pengurai
Pengurai (dekomposer) adalah mikroorganisme yang berperan menguraikan tubuh mahluk hidup lain yang mati atau sampah. Mahluk hidup yang tergolong pengurai adalah jamur dan bakteri. Sampah atau bangkai akan mengalami pembusukan terlebih dahulu dan akhirnya mengalami penguraian. Kemudian beberapa hasil penguraian seperti mineral, air dan gas karbon dioksida akan diserap oleh tumbuhan.
d.      Detritivor
Sisa-sisa tumbuhan dan hancuran hewandapat berupa serpihan-serpihan kecil, remukan dan fragmen-fragmen kecil lainnya. Hancuran itu disebut sebagai detritus. Hewan-hewan pemakan detritus dikenal sebagai detritivor. Contohnya : cacing tanah, anai-anai (rayap), kutu kayu, dan keluwing yang semuanya memakan hancuran tumbuhan. Hewan detritivor juga dimangsa oleh hewan lain misalnya cacing dimakan oleh burung sehingga terbentuklah rantai makanan detritus.
e.       Scavanger
Dalam ekosistem juga terdapat konsumen lain yang memakan bangkai. Misalnya burung gagak dan babi hutan, yang memakan bangkai binatang sisa atau binatang yang mati. Hewan pemakan bangkai ini disebut sebagai scavenger.
f.       Predator
Di ekosistem predator berperan sebagai penjaga keseimbangan lingkungan. Jika jumlah hewan buruan melimpah, predator berkembang biak. Akibatnya, jumlah hewan yang dimangsanya menurun. Hal tersebut menyebabkan predator kekurangan makanan, lalu sebagian akan mati.


g.      Parasit
Organisme yang menyerap senyawa organik dari inang yang masih hidup. Contohnya : benalu.
2.      Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor abiotik yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut :
a.       Udara
Udara di atmosfir kita tersusun atas nitrogen, oksigen, karbon dioksida dan gas lainnya.
Ø  Nitrogen
Nitrogen merupakan gas yang diperlukan mahluk hidup untuk membentuk protein dan senyawa lainnya. Tumbuhan, hewan dan manusia tidak mampu memanfaatkan nitrogen yang ada di udara secara langsung. Ada bakteri yang dapat menangkap nitrogen bebas dari udara misalnya Rhizobium yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan akar tanaman kacang. Tumbuhan lain memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrit/nitrat yang terbentuk secara alami. Sedangkan hewan dan manusia mendapatkan nitrogen dari tumbuhan dalam bentuk persenyawaan protein dan asam amino.
Ø  Oksigen
Oksigen merupakan gas yang berguna dalam pernapasan. Makanan yang ada di dalam sel mengalami oksidasi (pembakaran dengan oksigen) untuk mendapatkan energi.
Ø  Karbon dioksida
Karbon dioksida sangat diperlukan tumbuhan dalam proses fotosintesis.
Ø  Angin
Angin berperan dalam membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora dan biji tumbuhan. Beberapa serangga dan penyakit tumbuhan dapat diterbangkanoleh angina ke tempat lain yang jauh.
Ø  Kelembapan
Kelembapan memegang peranan penting dalam menjaga agar organisme tidak cepat mengering karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri dapat hidup di tempat-tempat yang lembap. Di tempat yang kering, mikroorganisme tersebut jarang dapat hidup.
b.      Suhu
Sebagian mahluk hidup hanya dapat bertahan hidup pada kisaran suhu 0° - 40°C. Hanya mahluk hidup tertentu yang dapat hidup di bawah 0° atau di atas 40°C. hewan berdarah panas mampu hidup pada suhu di bawah titik beku karena memiliki bulu dan suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu yang rendah tidak mematikan sebagian mahluk hidup, namun menyebabkan hibernasi. Suhu yang tinggi dapat mematikan, namun beberapa macam ganggangbiru dapat bertahan hingga suhu 70°.
c.       Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan sumber energi utama. Sinar matahari digunakan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Tanpa cahaya matahari tumbuhan tidak dapat hidup dan selanjutnya mahluk hidup yang lain juga tidak akan memperoleh kehidupan
d.      Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transpostasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan.
e.       Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi organisme, terutama tumbuhan.
f.       Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), natrium (Na) dan sebagainya. Mineral-mineral itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut dalam air tanah. Fungsi mineral antara lain untuk katalisator reaksi metabolisme, penyusun tubuh, menjaga keseimbangan asam-basa, mengatur fungsi faal tubuh.
g.      Derajat Keasaman (pH)
Biasanya mahluk hidup memerlukan lingkungan yang memiliki pH netral, mereka tak dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau basa.

h.      Kadar Garam (Salinitas)
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya tumbuhan pun ikut mati. Di daerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan tertentu, misalnya pohon bakau.
i.        Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
j.        Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.

C.     Interaksi
Di dalam suatu lingkungan, terjadi aksi interaksi antarkomponen di dalamnya. Boleh dikatakan tidak ada komponen biotik yang dapat hidup mandiri, tanpa tergantung kepada komponen biotik lainnya, baik langsung maupun tidak.
1.      Interaksi Antar Individu Membentuk Populasi
Interaksi antar individu yang satu dengan yang lain di dalam spesies yang sama akan membentuk populasi. Misalnya antara semut dengan semut lainnya yang sejenis akan membentuk populasi semut.
Interaksi antar individu sejenis dapat terjadi baik secara kompetisi (persaingan) ataupun simbiosis (bekerja sama). Hal itu terjadi dalam hal mendapatkan makanan, mempertahankan diri, dan melakukan perkawinan.
a.       Kompetisi
Kompetisi adalah bentuk interaksi dua mahluk hidup yang menyebabkan kedua mahluk hidup tersebut mengalami kerugian. Adapun kebutuhan hidup yang diperebutkan adalah berupa makanan, tempat berlindung, tempat bersarang, sumber air dan pasangan untuk kawin. Bentuk kompetisi yaitu :
ü  Kompetisi Intraspesifik, yaitu kompetisi antar anggota-anggota satu spesies.
ü  Kompetisi Interspesifik, yaitu kompetisi antar anggota-anggota yang berbeda spesies.
Misalnya, tikus dan burung pipit sama-sama memakan padi. Jadi, adanya burung pipit di sawah merugikan tikus atau sebaliknya yang mengakibatkan persaingan. Persaingan itu terjadi jika pada lahan tersebut persediaan padi mulai berkurang. Persaingan antarindividu dalam spesies penting artinya untuk mengatur populasi spesies tersebut.
b.      Predasi
Di dalam sebuah interaksi mahluk hidup terdapat hubungan satu spesies memakan spesies lain yang disebut predasi. Konsumen dalam hal ini disebut predator sedang produsennya disebut mangsa. Jika mangsanya berupa produsen maka interaksi itu disebut herbivori.

c.       Simbiosis
Sebuah hubungan yang dekat antara dua spesies mahluk hidup yang berbeda disebut simbiosis.
v  Simbiosis Mutualisme, yaitu hubungan antara dua organisme dimana kedua spesies sama-sama mendapat keuntungan. Contoh : Rhizobium pada bintil kacang-kacangan.
v  Simbiosis Komensalisme, yaitu hubungan antara dua organisme dimana salah satu spesies diuntungkan sedangkan spesies lainnya tidak rugi dan tidak untung. Contoh : Anggrek dengan pohon tempatnya melekat.
v  Simbiosis Parasitisme, yaitu hubungan antara dua organisme dimana salah satu spesies dirugikan dan spesies lain untung. Contoh : cacing pita dan manusia.
v  Simbiosis Protokooperasi, yaitu hubungan dua organisme dimana keduanya mendapat keuntungan secara bersama-sama. Contohnya : protokooperasi jamur dan ganggang dalam bentuk lumut kerak.
v  Simbiosis Netral, yaitu hubungan antara dua organisme dimana kedua spesies tidak saling dirugikan maupun diuntungkan. Contoh : capung dan sapi.
2.      Interaksi Antar Populasi Membentuk Komunitas
Interaksi antar populasi yang satu dengan yang lain membentuk komunitas. Dengan kata lain komunitas terbentuk sebagai akibat adanya interaksi antarkomponen biotik pada areal tertentu.
Di dalam komunitas sering dijumpai berbagai macam populasi. Dikatakan bahwa komunitas memiliki keanekaragaman yang tinggi. Contoh : hutan hujan tropik. Sedangkan komunitas yang memiliki keanekaragaman rendah yaitu komunitas padang rumput.
3.      Interaksi Antar Komunitas Membentuk Ekosistem
Interaksi antar komunitas dengan faktor abiotik dalam lingkungan yang lebih luas membentuk suatu sistem lingkungan atau ekosistem. Lingkungan tempat hidup organisme dikenal sebagai habitat. Misalnya, pada satu pohon terdapat berbagai jenis organisme seperti jamur, lumut kerak, tumbuhan paku dan benalu. Jamur biasanya terdapat pada ranting atau cabang yang mati. Paku-pakuan menempati dahan yang lembap. Benalu melekat pada ranting. Semuanya memiliki habitat yang berbeda.
4.      Interaksi Antar Ekosistem Membentuk Biosfer
Di permukaan bumi, mulai dari dasar samudra hingga puncak pegunungan yang tinggi serta beberapa ratus meter lapisan udara di atasnya terdapat berbagai macam ekosistem yang saling berinteraksi. Interaksi segala mahluk hidup di seluruh permukaan bumi disebut ekosistem raksasa (biosfer).






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Ekosistem merupakan hubungan timbal balik (interaksi) antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya disebut ekologi.
2.      Ruang lingkup ekologi mulai dari individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
3.      Komponen ekosistem meliputi komponen abiotik dan biotik, pada komponen abiotik terbagi menjadi faktor klimatik (curah hujan, suhu dan kelembapan), faktor edafik (kondisi tanah, air, kadar garam), dan faktor fisiografik (relief dan posisi muka bumi). Sedangkan komponen biotik adalah mahluk hidup dan dibedakan menjadi dua yaitu autotrof (dapat menghasilkan makanannya sendiri) dan heterotrof (tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri).
4.      Pola interaksi organisme melibatkan dua jenis atau lebih mahluk hidup. Dalam berhubungan khusus meliputi predasi yaitu hubungan antara predator dengan hewan yang dimangsa, kompetisi (persaingan dalam memperoleh makanan), simbiosis. Simbiosis terbagi menjadi tiga bentuk sebagai berikut :
a.       Simbiosis mutualisme yaitu hubungan antara dua organisme yang saling menguntungkan.
b.      Simbiosis komensalisme yaitu hubungan antara dua organisme yang menyebabkan salah satu pihak untung dan pihak lain tidak dirugikan.
c.       Simbiosis parasitisme yaitu hubungan antara dua organisme yang menyebabkan salah satu pihak untung dan pihak lain dirugikan.
B.     Saran
            Kami menyadari sepenuhnya, bahwa tiada gading yang tak retak demikian pula di dalam makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu saran, kritik dan masukan yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Dan tak lupa pula harapan kami dengan adanya makalah ini dapat berperan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar