Kegagalan akan menjauhkan kita dari kata
BAHAGIA. Tak ada yang mampu tersenyum ketika mengalami kegagalan (Ada sih, tapi
hanya sebagian kecil saja). Orang-orang yang gagal akan merasa dunia mereka
semakin sempit hingga sesak mengungkung mereka. Bukan hanya itu, kegagalan juga
akan memaksa mereka menggunakan kacamata kuda, seolah hanya ada satu hal di
depan mata – hal yang tak mungkin bisa diraih.
Mereka yang memiliki jiwa positif tak akan
menyerah begitu saja saat menemui kegagalan. Hidup tak hanya punya satu sisi.
Selalu ada sisi lain yang hanya memiliki kemungkinan kecil untuk dilirik ketika
kegagalan datang. Berikut yang seharusnya dilakukan saat mengalami kegagalan.
Lihatlah ke belakang dan bersyukurlah!!!
Lihat ke belakang!!! Bukan menoleh ke
belakang. Begitu banyak orang yang berjalan pada lintasan yang sama. Ibarat
sedang menempuh sebuah perjalanan, tentu kita tak akan sendiri di jalanan.
Selalu ada seseorang di belakang kita. Hal ini patut kita syukuri karena
setidaknya kita beberapa langkah lebih maju dibanding mereka. Sama halnya
dengan harta yang kita miliki. Jika ada hanya beberapa helai puluhan ribu di
kantong, maka bersyukurlah!!! Karena di luar sana banyak yang tidak punya
sepeser pun dan harus berutang sana-sini demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lihatlah ke depan dan berjuanglah!!!
Tak jauh beda dengan perumpamaan sebelumnya,
jika ada barisan belakang tentu ada pula barisan depan. Kebanyakan orang akan
merasa iri pada orang lain yang setingkat lebih maju. Umumnya, mereka akan
melakukan upaya untuk membuat orang tersebut mundur. Jika itu yang kalian
lakukan, maka kalian termasuk orang-orang yang terkena penyakit hati. Seorang
yang memiliki jiwa positif tidak akan berpikir untuk mengalahkan orang lain
yang berada setingkat lebih maju. Upaya yang akan dilakukannya lebih kepada
bagaimana agar ia juga dapat mengukir prestasi seperti orang lain. Sama halnya
dengan seorang pengusaha yang berupaya untuk memajukan usahanya tanpa merugikan
usaha orang lain.
Percaya!!!
Satu yang selalu terlewatkan adalah
kepercayaan. Percaya pada diri sendiri, juga TUHAN. Kegagalan seringkali
membuat kepercayaan hilang. Menguap entah kemana. Merenung berhari-hari
memikirkan penyebab kegagalan. Pun seseorang akan lupa pada Tuhannya. Dunianya
seolah gelap, pekat, dan penuh sekat. Mereka yang berjiwa positif mungkin juga
akan meluapkan emosinya saat kegagalan melanda, itu hal yang manusiawi. Namun,
mereka tak akan berlarut-larut untuk merenung dan meratapi kegagalan. Dengan
segera, kepercayaan dalam diri muncul. Percaya bahwa kita dapat menyelesaikan
masalah, juga percaya bahwa Tuhan akan selalu menuntun kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar